DIY Cold Porcelain bagian 1: Drama Drama Drama

Duluuu banget, saya pernah bikin clay tepung. Trus mendadak teringat dan kangen bikin-bikin makhluk aneh dari clay. Akhirnya browsing lagi tentang resep clay tepung. Eeeh, nemunya yang (katanya) lebih bagus dari itu: cold porcelain alias clay tepung jagung.

Emang bedanya apa?
Mirip sih, sama-sama berbahan utama tepung dan lem putih alias pvac, tapi kalau clay tepung, tepung yang dimaksud adalah 3 macam tepung: tepung terigu, tepung beras dan tepung kanji. Nah, pada cold porcelain yang dipakai adalah tepung jagung atau maizena. Saya langsung tertarik nyobain karena (lagi-lagi katanya) hasil jadinya lebih bagus dan tahan lama yang ini.

Sama seperti duluu banget juga -waktu bikin clay tepung, resepnya udah nemu lama tapi ngga dibikin-bikin juga, hahaha. Abis, resepnya banyak banget macamnya, dan karena pakai dimasak (atau pakai microwave) jadinya males deh. Udah ngebayangin duluan harus siapin panci dan spatula khusus (karena setelahnya kan ngga mungkin dipakai buat masak makanan). Setelah browsing lagi dan lagi, eh, nemu yang ngga pakai dimasak! Wah senengnyaaa. Apalagi katanya yang ngga pakai dimasak hasil akhirnya nanti ngga terlalu menyusut seperti yang dimasak.
Dari beberapa video no cook cold porcelain di youtube, akhirnya saya memilih video di bawah ini untuk percobaan pertama. Alasannya? Videonya paling kawaii :P



Ternyata prosesnya tidak se-kawaii yang saya duga. *halah*
Itu yang namanya adonan lem putih meliputi kedua telapak tangan dan ngga mau lepas benar-benar bikin setress. Intinya, dalam kasusku, ternyata maizena yang diperlukan jauh lebih banyak daripada yang ada di video. Untuuung punya satu kotak (kecil) lagi. Itu pun proses membuka kotak maizena yang baru beneran pe-er banget karena tangan berlumuran adonan tebal. Trus, yang ini tidak ada di resep yang saya pakai tapi ada di resep-resep lainnya, saya jadinya pakai body lotion banyak sekali -untuk mengolesi tangan sih, supaya tidak lengket.

Karena (pada kebanyakan resep dan termasuk yang ini juga) setelah dibuat harus didiamkan paling tidak sehari dulu, ngga tau deh berhasil apa nggak ini adonan cold porcelain penuh drama ini.
Tadi sih, waktu mau dibungkus plastik untuk disimpan, sempat nyoba narik-narik dan sepertinya sih tekstur dan penampakannya udah bener walau rada lengket.

Setelah melewati perjuangan yang mengesalkan, saya buka lagi videonya pakai laptop (waktu buka pakai hp perasaan tulisannya comment disable deh), dan ternyata banyak sekali yang mengeluh hal yang sama: adonannya kacau dan lengket semua di tangan!
Padahal saya kira, adonannya jadi lengket ga karuan karena kelancangan saya ngasih gliserin (ngga ada pada resep yang ini, tapi pernah nemu resep yang mencantumkan gliserin supaya lebih lembut, dan kebetulan saya punya gliserin).

Yah, semoga drama ini berakhir bahagia, semoga clay-nya bisa dipakai dan bagus hasilnya!


--------------------

UPDATE (2 Maret 2015):



Ini hasil coba-coba, beberapa jam setelah adonan jadi (karena Jen keburu bangun dan harus menidurkan dia dulu), diambil dari instagram-ku. Sebenarnya sih, adonan cold porcelain yang sudah jadi aturannya harus didiamkan paling tidak 24 jam dalam keadaan tertutup rapat dan hampa udara, tapi beberapa tutorial resep langsung bisa dipakai, sih. Karena penasaran, adonan aku bagi dua, sebagian kecil -atas nama ketidak-sabaran ngiahahaha- langsung dikaryakan, ngga pakai nginep, sisanya baru dibungkus plastik dan dimasukkan toples plastik.
Walau kelihatannya rapi-rapi aja, sebenarnya ada yang retak-retak ketika mengering. Terutama clay yang diwarnai (yang lolipop di sebelah kanan bawah -diwarnai pakai spidol yang ditotol-totolkan ke adonan clay lalu dicampur agar warna merata). Padahal aku bikinnya kecil-kecil, tuh. Dari situ juga ketahuan kalau adonan yang aku buat sepertinya terlalu banyak maizena. Jadinya lemas dan kurang bisa menahan bentukan (kurang olahraga seperti yang bikin, hahahaha). Masih bisa mengeras sih, tapi kurang optimal hasilnya.

Bagian adonan lainnya baru bisa dikaryakan 2-3 hari kemudian karena saya sakit. Teksturnya sedikit lebih enak dipegang dan dibentuk daripada adonan yang tidak didiamkan dulu, tapi tetap kurang bisa menahan bentukan daaaaan, yang paling menyebalkan, cepat sekali kering di permukaan dan kemudian retak.



Ada beberapa charm lainnya yang saya bikin juga, asal-asalan sambil bermain bersama Jenesis yang senang banget karena cold porcelain ini mirip playdoh, tapi belum difoto. Nanti deh nongol di instagram aja :P

Sekian tentang bikin-bikin cold porcelain bagian pertama. Tentu saja akan ada bagian selanjutnya, sampai saya nemu resep yang pas. Ada yang pernah bikin juga dan berhasil? Mau dong dibagi tipsnya!

Comments